Pendekatankreasi ini berangkat dari hasil apresiasi. Melalui apresiasi yang baik, akhirnya akan tumbuh ide dan konsep. Apresiasi terhadap tari Manca Negara sebagaimana yang digunakan sebagai bahan ajar dilembaga akan menunbuhkan ide baru berkait tari kreasi yang masing-masing peserta didik bisa tumbuh ide yang berbeda-beda.
ArticlePDF Available Abstract and FiguresAbstrakPenelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang keberhasilan pembelajaran eksplorasi gerak tari melalui metode stimulus respon. Objek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1. Yang menjadi dasar penggunaan metode ini adalah pertimbangan akan mampu meningkatkan kompetensi siswa dari hanya mengidentifikasi gerak tari menjadi memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi gerakan tari melalui metode stimulus respon. Dengan menggunakan metode stimulus respon ini siswa dilatih menggunakan kemampuan kreatif dan inovatif yang ada dalam dirinya agar mampu mencapai tingkat produktif berupa melakukan eksplorasi dan menghasilkan gerakan tari. Tindakan dilakukan dalam dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Hasil Observasi dan Refleksi pada siklus 1 mengindikasikan bahwa dua kelompok dari empat kelompok siswa telah mampu mengidentifikasi dan membandingkan gerak tari, sedangkan dua kelompok lainnya baru mampu mengidentifikasi gerak tari. Pada siklus II, hasil Observasi dan Refleksi menunjukkan terjadi peningkatan dalam penguasaan mempraktikkan dan menghasilkan gerak tari. Semua kelompok siswa telah mampu mengidentifikasi, membandingkan, mempraktikkan dan mengeksplor gerak tari Bahkan ada satu kelompok telah mampu menghasilkan gerak tari. Direkomendasikan dilakukan remedial untuk kelompok yang belum mampu menguasai kompetensi eksplorasi gerak tari. AbstractThis Classroom Action Research aims to improve the understanding of students' concepts about the success of dance movement learning through the stimulus response method. The object of this study is class XI IPS 1. The basis of the use of this method is the consideration that it will be able to improve student competencies from only identifying dance movements to having the ability to explore dance movements through the stimulus response method. By using this stimulus response method students are trained to use creative and innovative abilities that are within themselves to be able to achieve productive levels in the form of exploring and producing dance movements. The action is carried out in two cycles, each of which consists of four stages, namely Planning, Implementation, Observation and Reflection. Observation and Reflection Results in cycle 1 indicate that two groups of four groups of students have been able to identify and compare dance movements, while the other two groups have only been able to identify dance movements. In the second cycle, the results of observation and reflection showed an increase in mastery in practicing and producing dance moves. All groups of students have been able to identify, compare, practice and explore dance moves. Even one group has been able to produce dance moves. Remedials are recommended for groups that have not been able to master dance movement exploration competencies. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan 17 02 2019 158-166 edagogia Jurnal Ilmu Pendidikan Meningkatkan Pembelajaran Eksplorasi Gerak TariBagi Siswa Melalui Metode Stimulus Respon Henny Kusumawardhani SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat hennykusumawardhani02 This Classroom Action Research aims to improve the understanding of students' concepts about the success of dance movement learning through the stimulus response method. The object of this study is class XI IPS 1. The basis of the use of this method is the consideration that it will be able to improve student competencies from only identifying dance movements to having the ability to explore dance movements through the stimulus response method. By using this stimulus response method students are trained to use creative and innovative abilities that are within themselves to be able to achieve productive levels in the form of exploring and producing dance movements. The action is carried out in two cycles, each of which consists of four stages, namely Planning, Implementation, Observation and Reflection. Observation and Reflection Results in cycle 1 indicate that two groups of four groups of students have been able to identify and compare dance movements, while the other two groups have only been able to identify dance movements. In the second cycle, the results of observation and reflection showed an increase in mastery in practicing and producing dance moves. All groups of students have been able to identify, compare, practice and explore dance moves. Even one group has been able to produce dance moves. Remedials are recommended for groups that have not been able to master dance movement exploration competencies. Keywords Dance Movement Exploration, Stimulus Response Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang keberhasilan pembelajaran eksplorasi gerak tari melalui metode stimulus respon. Objek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1. Yang menjadi dasar penggunaan metode ini adalah pertimbangan akan mampu meningkatkan kompetensi siswa dari hanya mengidentifikasi gerak tari menjadi memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi gerakan tari melalui metode stimulus respon. Dengan menggunakan metode stimulus respon ini siswa dilatih menggunakan kemampuan kreatif dan inovatif yang ada dalam dirinya agar mampu mencapai tingkat produktif berupa melakukan eksplorasi dan menghasilkan gerakan tari. Tindakan dilakukan dalam dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Hasil Observasi dan Refleksi pada siklus 1 mengindikasikan bahwa dua kelompok dari empat kelompok siswa telah mampu mengidentifikasi dan membandingkan gerak tari, sedangkan dua kelompok lainnya baru mampu mengidentifikasi gerak tari. Pada siklus II, hasil Observasi dan Refleksi menunjukkan terjadi peningkatan dalam penguasaan mempraktikkan dan menghasilkan gerak tari. Semua kelompok siswa telah mampu mengidentifikasi, membandingkan, mempraktikkan dan mengeksplor gerak tari Bahkan ada satu kelompok telah mampu menghasilkan gerak tari. Direkomendasikan dilakukan remedial untuk kelompok yang belum mampu menguasai kompetensi eksplorasi gerak tari. Kata Kunci Eksplorasi Gerak Tari, Stimulus Respon Naskah Diterima Naskah Direvisi 2019-07-30 Naskah Disetujui 2019-10-07 Henny. Meningkatkan Pembelajaran Eksplorasi.... DOI 2579-7700 1693-5276 A. PENDAHULUAN Undang-undang 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian dalam undang-undang tersebut bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumberbelajar pada suatu lingkungan belajar. Proses belajar mengajar merupakan interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan antara sesama siswa dalam proses pembelajaran Hendrilianti, 2015. Eksploratif lebih di tekankan kepada pendekatan pengajaran yang di lakukan oleh pengajar kepada peserta didik di dalam pembelajaran materi ajar Sudiasa, 2017. Pembelajaran disebut juga kegiatan instruksional, yaitu usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang belajar dengan perilaku tertentu dan dalam kondisi tertentu. Tari merupakan karya seni yang dimunculkan melalui keindahan gerak anggota-anggota badan manusia yang berirama dan berjiwa harmonis Destrinelli, 2017. Keterampilan gerak dasar tari merupakan proses belajar anak agar bisa konsentrasi, aktif, ekspresif dan kreatif melalui gerakan-gerakan secara simbolik. Pendidikan seni tari yang termasuk didalamnya gerak dan lagu diberikan kepada anak usia dini agar mempunyai kemampuan dasar yang mencakup persepsi, pengetahuan, apresiasi dan pemahaman. Kemampuan dasar tersebut, diharapkan dapat memberikan kemampuan mengekspresikan diri untuk menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan,dengan memadukan unsur logika,etika dan estetika. Selain hal tersebut pembelajaran seni tari juga ditujukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran sikap menghargai, toleran, demokratis, beradab, dan hidup rukun dengan sesama Hartono, 2012. Tari pada anak usia dini disesuaikan dengan kemampuan gerak yang dapat dilakukan sesuai dengan fase perkembangan kinestetiknya psikomotornya. Standar kompetensi lulusan pembelajaran seni tari sebagai salah satu mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di SMA adalah 1. Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari dengan memperhatikan dinamika melalui berbagai ragam gerak tari daerah dan wajib dengan alat iringan alat musik sederhana daerah setempat. 2. Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari dengan berbagai jenis etnis dan gabungan berbagai musik sebagai iringan, daerah, dan nusantara. 3. Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari dengan gerak tari nusantara, daerah,dan nusantara dengan memainkan alat musik sederhana daerah setempat Yustisia 2007, hlm. 95-96. Menurut Anoraga 2000 menerangkan bahwa kemauan aktivitas dalam segala hal karena ada dorongan dalam pribadi seseorang itu sendiri sebagai hasil integrasi keseluruhan daripada kebutuhan pribadi sehingga motivasi siswa harus berorientasi kepada kemauan siswa itu sendiri dalam menghadapi masalah dirinya dalam proses belajar mengajar di kelas. Biggs dan Tefler dalam Dimyati 2006 mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiada nya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar Hamdu dan Agustina, 2011. Pelaksanaan pembelajaran seni lebih khusus seni tari, di SMA pada umumnya masih menggunakan pendekatan subject-centered curriculum. Kompetensi seni tari yang akan dicapai belum jelas. Pembelajaran tentang eksplorasi gerak tari dalam Seni Budaya sering Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 17 2 2019 160 DOI 2579-7700 1693-5276 diberikan tetapi masih sebagian siswa belum banyak memahaminya. Permasalahan belajar bagi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat tampak saat pelajaran Seni Budaya diberikan, terutama tentang materi pembelajaran eksplorasi gerak tari. Tentu diperlukan sebuah kiat solusi agar permasalahan tersebut bisa teratasi dengan segera. Padahal pelajaran ini tidak sesulit yang dibayangkan namun kenyataannya masih ada yang sukar memahaminya. Disini guru berupaya untuk mencari jalan keluar agar permasalahan segera diatasi, dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK berharap masalah pembelajaran eksplorasi gerak tari tuntas tepat pada waktunya. Oleh karena itu peneliti berharap dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK di kelas XI IPS 1 ini agar masalah belajar tersebut di atas terselesaikan. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pembelajaran Seni Tari Menurut Tim Abdi Guru 2007, hlm. 105 mengemukakan bahwa“seni tari gerak terangkai yang berirama sebagai ekspresi jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat unsur keindahan wiraga/tubuh, wirama/iranma, wirasa/penghayatan, dan wirupa/wujud. Tari dapat berfungsi sebagai sarana keagamaan, Sarana Pergaulandan Tontonan. Jenis-jenis tarian yang ada di Nusantara yaitu dibagi atas Tari Tradisional, Tari Kreasi Baru dan Tari Kontemporer. Pendidikan seni bertujuan 1 memperoleh pengalaman seni berupa pengalaman apresiasi seni dan pengalaman ekspresi seni, 2 memperoleh pengetahuan seni, misalnya teori seni, sejarah seni, kritik seni dan lain-lain Kusumastuti, 2014. Pendidikan seni sebagai mata pelajaran di sekolah karena pendidikan seni memilik isifat multilingual, multidimensional, dan multikultural Syakhruni, 2018. Paulette Cote 2006 menyatakan bahwa isi pendidikan tari harus diajarkan dan dipelajari melalui 3 komponen esensial, yaitu meliputi a. Membuat Tarian. Komponen ini terdiri dari mempelajari proses komplek tentang mengkreasi rangkaian tari. b. Menampilkan tarian. Komponen ini menekankan pada pengembangan, kehalusan perasaan, dan penguasaan. c. Mengapresiasi. Komponen ke-3 ini, diusulkan oleh Redfern, sebagai sesuatu yang paling menguntungkan pendidikan. 2. Metode Stimulus Respon Metode Stimulus Respon merupakan pembelajaran yang menginteraksikan antara stimulus dan respon. Stimulus adalah merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal yang bisa diungkap melalui alat indra. Stimulus atau perangsang adalah situasi objektif, yang wujudnya dapat bermacam-macam. Respon adalah reaksi yang dimunculkan siswa ketika belajar yang berupa gerakan, tindakan dan lain-lain. a. Prinsip metode stimulus respon Apabila stimulus memberikan akibat yang positif atau memberi reward maka respon terhadap stimulus tersebut akan diulangi pada kesempatan lain dimana stimulus yang sama timbul. Respons siswa adalah bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan atau stimulus dari guru. Sebaliknya apabila respon memberikan akibat yang negatif, hubungan dengan stimulus respon tersebut akan dihindari pada kesempatan lain. b. Unsur-unsur metode stimulus respon 1 Saling berasosiasi kemungkinan masalah bisa diselesaikan dalam proses pembelajaran. 2 Membentuk satu ikatan sehingga menggambarkan suatu kemampuan. 3 Dibimbing, dibina dan dilatih secara kontinu dan secara efektif. c. Aturan metode stimulus respon 1 Perhatikan situasi siswa 2 Perhatikan respon yang diharapkan dari situasi tersebut 3 Ciptakan dengan sengaja antara stimulus dan respon bukan dipola dengan sendirinya. Henny. Meningkatkan Pembelajaran Eksplorasi.... DOI 2579-7700 1693-5276 4 Lihatlah situasi dan kondisi yang kondusif. 5 Buat hubungan yang baik antar siswa sehingga menghasilkan perbuatan nyata. 6 Arahkan kepada kehidupan sehari-hari. d. Fungsi stimulus respons 1 Pembangkitan Stimulus yang langsung memberikan suatu respons. Misalnya makanan yang disajikan langsung menimbulkan air liur orang yang melihatnya. 2 Disteriminasi Stimulus yang tidak langsung menimbulkan respons. Misalnya mendengar ada tukang siomay lewat belum ada respons tetapi setelah melihat penjual baru meresponnya. 3 Reinforcement Stimulus yang menimbulkan konsekuensi yang positif atau negatif pada terbentuknya respons. Misalnya A. Positif Seorang anak yang menolong orang lain kemudian mendapat pujian dan hadiah, maka ia cenderung untuk mengulangi lagi. B. Negatif Seorang anak yang gemuk dan selalu diejek oleh temannya, manakala ia berprestasi menjadi juara kelas tidak lagi diejek. Maka ia akan mengulangi lagi meningkatkan terus prestasinya. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 29 Januari 2018 dan Siklus II pada tanggal 5 Pebruari 2018 dan yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK yang mengacu kepada Model PTK Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat kegiatan pokok, perencanaan planning, pelaksanaan action, pengamatan observation dan refleksi reflection. a. Rencana Planing Merupakan upaya mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK hendaknya cukup fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan pengaruh yang tidak dapat diduga dan kendala yang belumkelihatan. Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil pengamatan awalyang reflektif. b. Tindakan Acting Tindakan yang dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar danterkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. c. Observasi Observing Observasi memilki fungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi perlu direncanakan dan juga didasarkan dengan keterbukaan pandangan dan pikiran serta bersifat responsif. d. Refleksi Reflection Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Data Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 1, soal tes 1 dan dan tes 2 serta media pembelajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Siklus I dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan Januari 2018 di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat dengan jumlah siswa 41 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Pengamatan observasi dilaksanakan bersamaan Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 17 2 2019 162 DOI 2579-7700 1693-5276 75,49 81,54 65,85 0102030405060708090100Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pencapaian KKMdengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa diberi tes 1 dan tes 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang sudah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes 1 dan tes 2. c. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan dengan alokasi waktu per pertemuan sebanyak 2 jam pelajaran 2 x 45 menit. Penjabaran hasil tindakan Siklus I pertemuan pertama dan kedua secara lengkap dideskripsikan sebagai berikut. Berdasarkan hasil penilaian memperlihatkan bahwa tingkatan pencapaian hasil belajar selama diadakan pembelajaran dengan metode stimulus respon melalui soal jawaban Siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal. Data secara parsial memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar data pertemuan pertama sampai kedua sebesar 6,05 poin dari nilai terendah kelas 75,49 menjadi 81,54. Namun setelah dianalisa secara kumulatif nilai rerata Siklus I dari pertemuan pertama dan kedua yakni nilai tertinggi 85, nilai terendah 70, nilai rerata kelas sebesar 78,51 dan pencapaian KKM 75 sebanyak 27 orang 65,85 % dari jumlah siswa keseluruhan sebanyak 41 orang. Walau demikian secara kumulatif hasil belajar siswa belum sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian tetapi setidaknya metode stimulus respon melalui soal jawaban memiliki pengaruh yang baik pada hasil belajar siswa dilihat secara perorangan. Singkatnya hasil belajar Siklus 1 belum sesuai dengan indikator penelitian sebesar 85 %. Siswa mencapai KKM sebesar 75 yakni hanya mencapai 65,85% sebagaimana tersaji dalam Diagram berikut ini Gambar 1 Pencapaian Indikator Penelitian Siklus I Belum tercapainya indikator keberhasilan pembelajaran tentunya terkait dengan beberapa kelemahan yang ada selama kegiatan pembelajaran Siklus I pertemuan pertama dan kedua berlangsung. Temuan lain dalam Siklus I Henny. Meningkatkan Pembelajaran Eksplorasi.... DOI 2579-7700 1693-5276 sebagaimana diungkapkan oleh observer yakni a. Kondisi siswa yang tidak konsentrasi dan selalu mengganggu temannya. b. Siswa masih terlihat belum memahami dengan tuntas pembelajaran eksplorasi gerak tari dengan menggunakan metode stimulus respon. Dari uraian tersebut di atas, masih belum optimal pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pembelajaran dengan metode stimulus respon pada Siklus II. Peneliti dalam hal ini memberikan refleksi atas kelemahan yang dimiliki selama kegiatan pembelajaran Siklus 1 guna diterapkan selanjutnya seperti diuraikan berikut ini. a. Peneliti berupaya 1 memberi motivasi baik secara verbal maupun non verbal bagi siswa yang belum memahami materi, 2 mengadakan pengawasan agar siswa fokus dengan tugas dalam kelompok yang sedang dibahas. b. Meningkatkan pemahaman yang sangat baik tentang Seni Budaya, peneliti terus memberikan motivasi agar siswa serius dalam meningkatkan melaksanakan tugas dalam kelompok dengan pembelajaran eksplorasi gerak tari. 2. Analisis Data Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 2, soal tes 3 dan soal tes 4 serta media pembelajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Siklus II dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan Januari 2018 di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat dengan jumlah siswa 41 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa diberi tes 3 dan tes 4 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang sudah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes 3 dan tes 4. c. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II Siklus II dilaksanakan selama 2 pertemuan dengan alokasi waktu per pertemuan sebanyak 2 jam pelajaran 2 x 45 menit . Gambaran hasil tindakan Siklus II yang terdiri dari pertemuan ketiga dan keempat dapat dijelaskan sebagai berikut. Berdasarkan hasil penilaian dapat dipaparkan bahwa tingkat pencapaian hasil belajar selama pembelajaran dengan menggunakan metode stimulus respon Siklus II tergolong sangat baik, memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar dari pertemuan ketiga dan keempat sebesar 7,80 poin dari nilai rerata kelas 86,22 menjadi 94,02. Sementara hasil analisa secara kumulatif nilai rerata Siklus II dari pertemuan ketiga dan keempat yakni nilai tertinggi 95 nilai terendah 85, nilai rerata kelas sebesar 90,12 dan pencapaian KKM 75 sebanyak 41 orang 100% dari jumlah siswa keseluruhan sebanyak 41 orang. Data ini memperlihatkan bahwa indikator keberhasilan penelitian telah tercapai mastery learning dan sesuai dengan indikator keberhasilan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penjelasan di atas tersebut memperlihatkan bahwa hasil belajar Siklus II mencapai 100% atau dapat dikatakan bahwa indikator penelitian sebesar 85% siswa memperoleh KKM sebesar 75 tercapai sebagaimana tersaji dalam Diagram C 2 sebagai berikut. Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 17 2 2019 164 DOI 2579-7700 1693-5276 86,22 94,02 100 0102030405060708090100Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pencapaian KKMGambar 2 Pencapaian Indikator Penelitian Siklus II Tercapainya indikator keberhasilan pembelajaran tidak lepas dari upaya yang telah dilakukan oleh guru dalam pembelajaran Siklus II. Adapun dua refleksi yang diambil dari akhir pembelajaran Siklus I dan selanjutnya pada Siklus II guna memperbaiki kegiatan pembelajaran adalah 1 Guru mengklasifikasikan siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat berdasarkan tingkat intelegensi yang selanjutnya diterapkan dalam pembelajaran yakni setiap anggota kelompok terdiri dari 65,85 % siswa dengan predikat di atas rata-rata dan sisanya 34,15 % berada di bawah rata-rata. 2 Peneliti menambah pembelajaran Seni Budaya melalui tugas kelompok di sekolah guna memberikan pemahaman yang mendalam tentang materi yang diajarkan. Hasil ini sebenarnya belum mencapai tingkat kesempurnaan dalam pembelajaran. Meskipun demikian peneliti memutuskan untuk menghentikan tindakan pada Siklus II dikarenakan keterbatasan waktu dan supaya tidak mengganggu kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat. d. Deskripsi Peningkatan Hasil Tindakan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa proses pembelajaran menggunakan metode stimulus respon mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hasil observasi dan refleksi memperlihatkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode stimulus respon yang telah dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat memperlihatkan adanya peningkatan pada a. Nilai rerata kelas dari Siklus I sebesar 78,51 menjadi 90,12 pada Siklus II atau terjadi peningkatan nilai rerata kelas sebanyak 11,41 poin dari skala penilaian 0-100. b. Pencapaian nilai KKM sebanyak 34,15% yakni dari 68,35% pada Siklus I menjadi 100% pada Siklus II. Singkatnya terdapat KKM dari Siklus I, dan II seperti tersaji dalam Diagram 3 berikut ini. Henny. Meningkatkan Pembelajaran Eksplorasi.... DOI 2579-7700 1693-5276 65,85 100 0102030405060708090100Siklus I Siklus IIGambar 3 Pencapaian KKM E. KESIMPULAN Keberhasilan dalam meningkatkan pembelajaran eksplorasi gerak tari pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat melalui metode stimulus respon sangat menyenangkan gurunya karena telah mampu memperbaiki kesulitan belajar siswanya yang selalu mengalami kesulitan dari materi Seni Budaya. Penelitian Tindakan Kelas PTK ini ternyata efektif hasilnya dimana mampu menuntaskan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa selama ini. Keberhasilan PTK ini dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa kelas XI IPS 1 ini bisa dilihat di setiap siklus yang ada di dalam PTK ini yaitu ada dua Siklus. Siklus I siswa mendapat 65,85 % meningkat menjadi 100 % di Siklus II. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P., & Widiyanti, N. 2000. Psikologi dalam perusahaan PT. Rineka Cipta Jakarta. Cote, P. 2006. The power of dance in society and education Lessons learned from tradition and innovation. Journal of Physical Education, Recreation & Dance, 775, 24-46. Destrinelli. 2017. Pengembangan Model Pembelajaran Seni Tari untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar Analisis terhadap Kemampuan Praktek Menari Mahasiswa Pgsd Fkip Universitas Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 171, 42-58. Dimyati, M. 2006. Learning and Learning. Jakarta, Rineka Cipta. Guru, T. A. 2007. Seni Budaya SMP Kelas VII. Demak Erlangga. Hamdu, G., & Agustina, L. 2011. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal penelitian pendidikan, 121, 90-96. Hartono. 2012. Pembelajaran Tari Anak Usia Dini. Semarang Unnes Press Hendrilianti, Y. 2015. Model Pembelajaran Tari Kreatif Melalui Pengembangan Bisindo Pada Siswa Tuna Rungu Di Smplb-B Budi Nurani Kota Sukabumi. Jurnal Penelitian Pendidikan, 152. Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 17 2 2019 166 DOI 2579-7700 1693-5276 Kusumastuti, E. 2014, Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal mimbar sekolah dasar. 11, 7-15. Sudiasa, I. B. K. 2017. Internasionalisasi Pelatihan Tari dan Musik Tradisi Melalui Metode Eksploratif Kinsetetik Di LFJ. Louis Charles Damais Jakarta Selatan. Pengabdian Pada Masyarakat. Sarwahita, 1401, 61-74. Syakhruni, S. 2018, July. PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS SENI BUDAYA BAGI SISWA SMA DI MAKASSAR. In Prosiding Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, pp. 371-382. Badan Penerbit UNM. Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta Depdiknas. Yustisia, P., & Yustisia, T. P. 2007. Panduan penyusunan KTSP lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD SMP dan SMA. Tim Pustaka Yustisia, Pustaka Yustisia. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Eny Eny KusumastutiThe learning model is a fusion of dance integrated approach to free expression, discipline and multicultural. The problem is how to form and execution of an integrated model of learning the art of dance in elementary school students. The purpose of this study was to determine and implement an integrated model of learning in elementary school students. This study uses the approach of Research and Development R & D, engineering data collection through observation, interviews, and documentation, as well as the validity of the data using triangulation of data analysis process includes three grooves activities as a system, namely data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that the integrated model of learning dance implemented through three stages 1 disciplinary approaches, 2 using a multicultural approach that includes process flow that is penengenalan appreciation, understanding, appreciation and evaluation, 3 approach in which free expression using creation method which ideas and concepts, plugging into a new motion products. Advice, elementary school teachers should use the integrated arts learning model that students have the experience to appreciate and be creative. Keywords integrated learning model, free expression, discipline, CôtéTraditionally, concepts such as art appreciation, student-centered learning, and holistic wellness have often been at odds with educational priorities on selected school subjects and teacher-centered learning. Education reform around the world has triggered shifts from traditional to innovative practices in education. This article addresses the link between society and dance education, and how each may act as an agent of change on the other. Keeping in mind that there may be positive and negative aspects in both tradition and innovation, key concepts in dance education teacher-training programs are examined. Finally, recommendations to honor students' artistic achievements and maximize dance appreciation for life are dalam perusahaan PTP AnoragaN WidiyantiAnoraga, P., & Widiyanti, N. 2000. Psikologi dalam perusahaan PT. Rineka Cipta Model Pembelajaran Seni Tari untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar Analisis terhadap Kemampuan Praktek Menari Mahasiswa Pgsd Fkip Universitas JambiDestrinelliDestrinelli. 2017. Pengembangan Model Pembelajaran Seni Tari untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar Analisis terhadap Kemampuan Praktek Menari Mahasiswa Pgsd Fkip Universitas Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 171, DimyatiDimyati, M. 2006. Learning and Learning. Jakarta, Rineka motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasarG HamduL AgustinaHamdu, G., & Agustina, L. 2011. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal penelitian pendidikan, 121, Pembelajaran Tari Kreatif Melalui Pengembangan Bisindo Pada Siswa TunaHartono. 2012. Pembelajaran Tari Anak Usia Dini. Semarang Unnes Press Hendrilianti, Y. 2015. Model Pembelajaran Tari Kreatif Melalui Pengembangan Bisindo Pada Siswa Tuna Rungu Di Smplb-B Budi Nurani Kota Sukabumi. Jurnal Penelitian Pendidikan, 152.Internasionalisasi Pelatihan Tari danI B K SudiasaSudiasa, I. B. K. 2017. Internasionalisasi Pelatihan Tari dan Musik Tradisi Melalui Metode Eksploratif Kinsetetik Di LFJ. Louis Charles Damais Jakarta Selatan. Pengabdian Pada Masyarakat. Sarwahita, 1401, Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasionalDepdiknasDepdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta penyusunan KTSP lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD SMP dan SMAP YustisiaT P YustisiaYustisia, P., & Yustisia, T. P. 2007. Panduan penyusunan KTSP lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD SMP dan SMA. Tim Pustaka Yustisia, Pustaka Yustisia.
6 Hasil apresiasi tari dapat menghasilkan : a. Sesuatu produk yang inovatif dan kreatif. b. Mendapatkan pengalaman, wawasan dan kekaguman terhadap karya seni (tari) c. Menimbulkan rasa percaya diri dan status sosial yang tinggi karena dapat menilai karya seni (tari) d. Kebosanan, kejenuhan dan ketidaktertarikan terhadap karya seni (tari) 7.
Motivasi belajar seni tari sangat penting dimiliki mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran seni tari dengan menggunakan kegiatan apresiasi seni. Motivasi merupakan hasrat untuk belajar individu. Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi merujuk kepada seluruh proses bergerak yang mendorong dan timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan akhir dari gerakan atau perbuatan. Hasrat yang harus terus di olah dan ditumbuhkan dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan apresiasi, karena dalam berapresiasi seni mengandung kepekaan estetik, begitu pula dalam berekspresi seni juga mengandung kepekaan estetik, dan dalam berkreasi seni juga bergulat dengan keestetikaan. Proses yang demikian ini akan menjadikan pengalaman estetik bagi peserta didik sesuai dengan keinginan bagi kepentingan pendidikan estetika melalui pembelajaran seni tari. Ketika pengalaman seperti ini dilakukan berulang-ulang maka diharapkan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari semakin meningkat. Peningkatan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari diharapkan dapat memotivasi mahasiswa terhadap pembelajaran seni tari di kelas. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 1 KAJIAN TENTANG MOTIVASI BELAJAR SENI TARI MELALUI KEGIATAN APRESIASI SENI PADA MAHASISWA PGSD Hayani Wulandari Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta Abstrak Motivasi belajar seni tari sangat penting dimiliki mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran seni tari dengan menggunakan kegiatan apresiasi seni. Motivasi merupakan hasrat untuk belajar individu. Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi merujuk kepada seluruh proses bergerak yang mendorong dan timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan akhir dari gerakan atau perbuatan. Hasrat yang harus terus di olah dan ditumbuhkan dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan apresiasi, karena dalam berapresiasi seni mengandung kepekaan estetik, begitu pula dalam berekspresi seni juga mengandung kepekaan estetik, dan dalam berkreasi seni juga bergulat dengan keestetikaan. Proses yang demikian ini akan menjadikan pengalaman estetik bagi peserta didik sesuai dengan keinginan bagi kepentingan pendidikan estetika melalui pembelajaran seni tari. Ketika pengalaman seperti ini dilakukan berulang-ulang maka diharapkan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari semakin meningkat. Peningkatan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari diharapkan dapat memotivasi mahasiswa terhadap pembelajaran seni tari di kelas. Kata kunci Motivasi belajar, kegiatan apresiasi seni A. Pendahuluan 1. Rasional Pada hakekatnya pendidikan nasional merupakan usaha yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional memiliki fungsi sebagai frame of reference untuk selanjutnya dijabarkan menjadi tujuan instruksional Arikunto, 1989. Pendidikan mencakup pengajaran, sehingga dapat dipahami betapa pentingnya aspek pemberian pengetahuan. Atas dasar tersebut, maka perlu dipikirkan agar pengetahuan yang diperoleh anak didik dapat menghasilkan perbuatan dan perlakuan yang baik Barnadib, 1979. Usaha meningkatkan kualitas manusia, pendidikan dipakai untuk meneruskan nilai-nilai kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lembaga pendidikan formal yang salah satu tujuannya menggali dan mengembangkan hasil kebudayaan manusia adalah sekolah. Pendidikan formal di sekolah diharapkan tidak hanya memberikan pendidikan yang berkaitan dengan upaya perkembangan intelektual saja, akan tetapi harus memperhatikan pula perkembangan emosionalnya. Salah satu cabang pendidikan yang menunjang perkembangan emosional adalah dengan memberikan pendidikan kesenian. Pendidikan seni merupakan pendidikan sikap estetis untuk membantu membentuk manusia Indonesia seutuhnya dan seimbang, selaras dalam perkembangan pribadi dengan memperhatikan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar serta hubungan denganTuban Depdikbud, 1993. Salah satu cabang seni yang diajarkan disekolah adalah seni tari. Seni tari adalah sarana ekspresi manusia yang paling dasar yang diungkapkan lewat gerak. Gerak dalam tari adalah gerak yang sudah diolah Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 2 sedemikian rupa sehingga menjadi gerak yang indah. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Oleh karena seni tari memiliki tempat yang penting dalam kehidupan manusia baik secara kelompok maupun individu, maka seni tari selalu dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Pendidikan seni tari merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai pengaruh terhadap pengembangan emosi, karena pendidikan seni tari tidak hanya menuntut ketrampilan gerak saja, melainkan penguasaan emosi dan pikiran. Keseimbangan unsur-unsur tersebut terlihat pada saat anak menari, karena dalam membawakan suatu gerak tari, diperlukan pula suatu penguasaan emosi sesuai dengan sifat-sifat geraknya secara pemusatan daya pikir. Meskipun tampak sebagai kegiatan fisik, seni tari juga melatih kepekaan rasa dan ketajaman berpikir. Pendidikan seni tari juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan tingkah laku anak, karena melalui pendidikan seni tari anak dapat mengintegrasikan segenap pengalaman jiwanya. Pengalaman jiwa tersebut baik disengaja maupun tidak disengaja, secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku serta kepribadian seseorang. Pendidikan seni tari tidak hanya melahirkan manusia yang berpengetahuan semata tetapi sekaligus mendidik manusia yang terarah atau berbudi pekerti luhur. Pendidikan seni tari merupakan salah satu bagian penting yang mempengaruhi pembentukan kepribadian serta tingkah laku anak, maka kita berupaya untuk memperkenalkan nila-nilai seni tari sejak awal. Secara khusus tujuan pengajaran seni tari adalah agar a siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, menarik manfaat pembelajaran seni tari, b siswa memiliki sikap kebersamaan dan tenggang rasa, bertanggung jawab sehingga anak dapat membawa diri dalam pergaulan Hidajat, 2005. 2. Ruang Lingkup Pendidikan seni tari dalam kurikulum PGSD merupakan salah satu mata kuliah khusus yang diberikan kepada mahasiswa di semester 3 tiga. Standar kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari mata kuliah ini yaitu mahasiswa dapat memahami pengertian, pengetahuan dasar, bereksplorasi serta berapresiasi tari. Lingkup bahan perkuliahan Pendidikan Seni Tari adalah materi yang dapat menunjang mahasiswa untuk mengenal dan melakukan eksplorasi, apresiasi, mencipta karya tari untuk anak-anak dan dan ditampilkan dalam sebuah pagelaran yang di apresiasi oleh siwa-siswi, guru-guru SD, dan kalangan masyarakat umum. Pemberian materi perkuliahan dilakukan secara teori dan praktik tari. Materi teori bertujuan sebagai pengenalan dan pemahaman terhadap suatu masalah seni, sedangkan praktik tari bertujuan melibatkan siswa secara langsung untuk mendapatkan pengalaman kreatif guna menuju pengembangan kreatif. Pembelajaran seni tari di PGSD cenderung menggunakan model demonstrasi yaitu dosen memberikan contoh ragam tari yang bersumber dari gerak-gerak keseharian dan gerak menyerupai hewan dan tumbuhan, kemudian mahasiswa diminta untuk mengeksplor dan mengembangkan ide-ide yang kreatif, sehingga diharapan menjadikan mahasiswa untuk menuju pengembangan yang kreatif semakin meningkat. Langkah-Iangkah tersebut kiranya masih perlu diperkuat dengan strategi pembelajaran yang lebih tepat dan efektif, agar mahasiswa akan lebih tertarik, sehingga pembelajaran seni tari yang diisyaratkan dalam kurikulum dapat tercapai. Kenyataan di lapangan dalam pembelajaran seni tari kadang Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 3 mahasiswa kelihatan kurang bersemangat. Hal tersebut dimungkinkan karena dosen lebih banyak menyampaikan materi dengan model demonstrasi. Untuk mengatasi sikap mahasiswa yang demikian, dimungkinkan akan lebih baik apabila lebih banyak memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman berapresiasi seni baik secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya, dalam tulisan ini akan diuraikan lebih jelas tentang motivasi belajar seni tari melalui kegiatan apresiasi seni. B. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat Sofyan, 2004. Dikatakan pula bahwa motivasi tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku yang berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi akan mendorong keberhasilan siswa menyelesaikan belajarya baik dalam proses maupun hasil belajarnya. Selain itu, menurut Slamet 1988 motivasi adalah sebagai pendorong manusia untuk berbuat agar tujuan untuk memenuhi kebutuhan, kegiatan tersebut dilakukan secara kolektip. Motivasi merupakan hasrat untuk belajar individu. Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi merujuk kepada seluruh proses bergerak yang mendorong dan timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan akhir dari gerakan atau perbuatan. Dengan peranan seperti itu maka motivasi belajar menjadi faktor yang sangat penting bagi siswa, guna mencapai hasil belajar yang optimal Sardiman, 1988. Melihat teori motivasi tersebut terlihat bahwa aktifitas yang termotivasi berarti tingkah laku mereka diarahkan pada pencapaian tujuan yang memberi kepuasan tertentu dan di mana perbuatan itu didasarkan pada adanya kebutuhan sebagai faktor pendorong Motivasi dapat terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Schunk 2012 menyatakan bahwa motivasi intrinsic mengacu pada motivasi yang melibatkan diri dalam sebuah aktivitas karena nilai/manfaat aktifitas itu sendiri aktifitas itu sendiri merupakan sebuah tujuan akhir. Individu-individu yang termotivasi secara intrinsik mengerjakan tugas-tugas tersebut menyenangkan. Partisipasi pengerjaan tugas merupakan penghargaan yang didapatkan dari pengerjaan tugas itu sendiri dan tidak bergantung pada penghargaan eksplisit atau pembatas ekternal lain. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi melibatkan diri dalam sebuah aktifitas sebagai suatu cara mencapai sebuah tujuan. Individu-individu yang termotivasi secara ekstrinsik mengerjakan tugas-tugas karena mereka meyakini bahwa partisipasi tersebut akan menyebabkan berbagai konsekwensi yang diinginkan, seperti mendapatkan hadiah, menerima pujian dari guru, atau terhindar dari hukuman. Lepper dan Hodell Schunk, 2012, mengidentifikasikan empat sumber utama motivasi intrinsik, yaitu 1 tantangan, 2 keingintahuan, 3 kontrol, 4 fantasi. Motivasi intrinsik mungkin bergantung pada para murid mendapati bahwa aktifitas-aktifitas yang bersifat menantang, seperti ketika tujuan-tujuan berada pada level kesulitan menengah dan keberhasilan tidak pasti terjadi. Motivasi intrinsik juga mungkin bergantung pada keingintahuan para pembelajar yang distimulasi oleh aktivitas yang mengejutkan, tidak kongruen, atau memiliki kesenjangan dengan ide-ide mereka yang sudah ada sebelumnya. Motivasi intrinsik sebagian berasal dari pengalaman para murid merasakan kontrol atas pembelajaran dan partisipasi pengerjaan tugas mereka. Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 4 Aktivitas yang membantu para siswa menjadi terlibat dalam khayalan dan fantasi mungkin meningkatkan motivasi intrinsik. Berangkat dari teori-teori motivasi tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku tertentu yang lebih baik dari sebelumnya. 2. Pendekatan Apresiasi Seni Pendekatan Apresiasi Seni adalah pendekatan yang menghargai seseorang sebagai subyek yang secara langsung menikmati dan menanggapi karya seni. Apresiasi adalah upaya untuk pengenalan terhadap obyek seni. Apresiasi dapat dimaknai secara aktif dan pasif. Apresiasi aktif yakni kegiatan apresiasi dengan melibatkan peserta dalam kegiatan tertentu. Misalnya, seorang ikut menari, atau juga dapat ditempuh dengan memberi tanggapan atau kritikan terhadap karya yang diamati. Apresiasi pasif dapat dilakukan ketika seseorang menyaksikan pertunjukan tanpa ada tindakan untuk mengkritik atau menilai pertunjukan tersebut. Apresiasi itu sendiri secara konsep menurut Gove Dostia dan Aminudin, 1987 adalah suatu pengenalan seni melalui perasaan dan kepekaan batin terhadap seni yang diperkenalkan sampai pada suatu keadaan memahami serta mengakui terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan oleh seniman. Sejalan dengan itu Smith Sutopo, 1989 menyatakan bahwa apresiasi merupakan proses pengenalan dan pemahaman nilai karya seni, untuk menghargainya, dan menafsir makna yang terkandung di dari konsep dan/atau pemahaman tentang apresiasi dan ekspresi/ kreasi seperti yang telah dikemukakan, jika dihubungkan dengan pembelajaran seni dalam hubungannya dengan pencapaian pendidikan estetika, tampaknya akan menjadi sarana ketersampaiannya. Alasan dari pemikiran ini adalah dalam berapresiasi seni mengandung kepekaan estetik, begitu pula dalam berekspresi seni juga mengandung kepekaan estetik, dan dalam berkreasi seni juga bergulat dengan keestetikaan. Proses yang demikian akan menjadikan pengalaman estetik bagi peserta didik sesuai dengan keinginan bagi kepentingan pendidikan estetika melalui pembelajaran seni tari. Dalam tulisan ini yang diuraikan adalah apresiasi seni secara aktif. Adapun caranya adalah dalam pembelajaran Seni Tari di PGSD kepada mahasiswa, selain pembelajaran secara demonstrasi juga akan disajikan rekaman video tentang tari-tarian baik tari klasik, tari kreasi baru, dan tari kerakyatan, serta tari daerah lain. Selain hal tersebut, mahasiswa akan diajak untuk melihat pertunjukan secara langsung. Ketika pengalaman seperti ini dilakukan berulang-ulang maka diharapkan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari semakin meningkat. Dengan meningkatnya daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari diharapkan dapat memotivasi mahasiswa terhadap pembelajaran seni tari dikelas. C. Pembahasan Kajian tentang motivasi belajar seni tari melalui kegiatan apresiasi seni pada mahasiswa PGSD merupakan sebuah deskripsi tentang sebuah kebutuhan yang diperlukan dan diperhatikan buat semua siswa, yaitu motivasi. Aktifitas belajar tidak mungkin jadi bermakna bagi siswa hanya dengan memberitahukan kepadanya alasan pentingnya aktivitas belajar. Melainkan aktivitas belajar yang bermakna menuntut suatu pengorganisasian kembali proses belajar mengajar. Guru menjadi fasilitator yang menyediakan sarana Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 5 belajar bagi murid-muridnya agar mereka mencapai tujuan-tujuannya atau pun menyelesaikan berbagai masalah yang penting baginya. Proses motivasi mendasari perilaku manusia. Motivasi melibatkan kognisi atau pemikiran, keyakinan, tujuan dan penggambaran diri yang dimiliki oleh individu. Motivasi berubah seiring dengan perkembangan manusia. Para guru harus memahami berbagai pengaruh terkait motivasi menurut level usia perkembangan murid yang sedang mereka ajar, sehingga mereka dapat mencoba mengoptimalkan motivasi murid-muridnya. Adapun sasarannya menurut Sofyan 2004 adalah sebagai berikut a mendorong manusia untuk melakukan suatu aktifitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan, b menentukan arah tujuan yang hendak dicapai, c menentukan perbuatan apayang harus dilakukan. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat diartikan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai . Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja. Jadi suatu kegiatan belajar adalah upaya mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, serta aspek sikap Sofyan, 2004. Dikatakan pula bahwa, motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena diakibatkan oleh faktor intrinsik yang berupa hasrat dan keinginan berhasil sera dorongan kebutuhan belajar untukmencapai cita-cita yang diharapkan. Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar Boekaerts, Pintrich, dan Zeidner, 2000; Stipek dalam Santrock, 2010. Para ahli psikologi pendidikan semakin percaya bahwa motivasi ini paling baik didorong dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di dunia nyata, agar setiap siswa berkesempatan menemui sesuatu yang baru dan sulit Brophy dalam Santrock, 2010. Guru yang efektif tahu bahwa siswa akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik memberikan kesempatan kepada murid untuk berfikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri Runco dalam Santrock, 2010. Seni tari sebagai materi pendidikan sudah memasuki berbagai lingkungan lembaga pendidikan dan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, meski pun hingga saat ini konsep pendidikan seni tari yang telah dikembangkan oleh para pakar pendidikan seni belum maksimal Hidajat, 2005. Secara konseptual, setidaknya terdapat tiga prinsip dalam tujuan pendidikan seni termasuk Seni Tari. Tiga prinsip yang dimaksud, yaitu I sebuah strategi atau cara memupuk, mengembangkan sesitivitas dan kreativitas; 2 memberi peluang seluas-Iuasnya kepada siswa untuk berekspresi; dan 3 mengembangkan pribadi anak ke arah pembentukan pribadi yang utuh dan menyeluruh, baik secara individu, sosial, maupun budaya. Langkah-langkah apresiasi yang dikembangkan adalah pertama, mengenalkan materi secara kontekstual dan disertai dengan penikmatan dengan cara menyaksikan sebuah sajian tari yang akan diapresiasi. Kedua adalah memahami. Pengertian memahami di sini adalah pemahaman secara tekstual dan kontekstual. Pemahaman tekstual adalah pemahaman tentang seninya dalam hubungannya dengan materi teks/tarinya. Pemahaman kontekstual berkaitan dengan segala sesuatu yang Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 6 berkait dengan teks/materi tarinya. Pemahaman konteks bisa dihubungkan dengan keadaan dan kesejarahan munculnya tari, lingkungan sosial budaya, keadaan dan kesejarahan lingkungan fisik atas tari yang diapresiasi tersebut, dan bisa juga dihubungkan dengan keadaan kehidupan sehari-hari si apresiator. Dalam pemahaman konteks ini semakin lengkap yang dikaitkan dengan keberadaan tari itu semakin bagus. Pemahaman teks tarian adalah berkait dengan teksnya/materi tarinya atau tentang tarinya. Dengan demikian pemahaman tekstual ini akan sangat erat hubungannya dengan unsur-unsur gerak tari/ komposisi gerak, rias dan busana, serta iringan. Jika dianalisis berdasar model analisis tari, sisi gerak ini misalnya bisa dilihat dari unsur gerak kepala, badan, dan kaki. Rias dan busana misalnya dapat dilihat dari misalnya rias cantik dan rias karakter. Iringan misalnya dilihat dari iringan eksternal dan internal. Iringan eksternal dimaksudkan dengan iringan yang berasal dari luar tubuh penari. Iringan internal berkait dengan iringan yang didapat dari tubuh penari atau suara-suara dari tubuh penari. Ketiga, adalah penghayatan. Pada pemahaman penghayatan ini dikaitkan dengan penjiwaan. Dalam hubungannya dengan ini bisa dikaitkan dengan mengekspresikan isi cerita tari yang dibawakan dan karakter tari. Mengekspresikan isi cerita tari misalnya, cerita yang berkait dengan temanya, misal tema binatang, tema tumbuhan, tema kepahlawanan, tema kegembiraan, tema kesedihan. Penghayatan karakter, misalnya karakter gagah, karakter putri, dan karakter halus. Keempat, adalah evaluasi. Pada pemahaman evaluasi berkait dengan penilaian. Penilaian berhubungan dengan baik buruk. Dalam konteks ini pengertian baik dan buruk bisa dihubungkan dengan makna tari bagi jiwa kita. Artinya apakah tari itu misalnya bisa kita nikmati, apakah tari itu bisa menumbuhkan imajinasi, dan apakah tari itu bisa mewujudkan nilai budaya. Intinya termasuk apakah tari itu dapat kita jadikan alat ekspresi estetik. Jika evaluasi kita atau penilaian kita terhadap tari itu banyak positifnya, maka kita akan menghargai tari tersebut. Dengan kita menghargai melalui proses yang demikian, maka apresiasi kita terhadap seni tari tersebut dapat kita katakan baik atau tinggi. Proses penghargaan atau apresiasi yang demikian inilah yang kita namakan pembelajaran tari melalui pendekatan apresiasi. Gerak selanjutnya adalah pendekatan kreasi. Kreasi ini berangkat dari hasil apresiasi. Melalui apresiasi yang baik, akhirnya akan tumbuh ide dan konsep. Apresiasi terhadap tari berbagai genre sebagaimana yang digunakan sebagai bahan ajar di sekolah akan menunbuhkan ide baru berkait tari kreasi yang masing-masing siswa bisa tumbuh ide yang berbeda-beda. Berangkat dari ide dan konsep, akan menuju pada penuangan ide dan gerak. Penuangan ide akan berdasar pada konsep yang ada pada masing-masing mahasiswa. Selain ide dan konsep yang masing-masing mahasiswa pasti berbeda, akan lebih berbeda lagi pada penuangan ide dan konsep. Sekalipun ide dan konsep misalnya sama, penuangannya pun pasti berbeda. Penuangan ide dan konsep di sini dalam kaitannya bagaimana ide dan konsep itu diwujudkan dalam bentuk tarian. Berpijak dari penuangan ide dan konsep akan berkait erat dengan kemampuan masing-masing mahasiswa dalam menghubung-hubungkan apa-apa yang ada dibenak berkait ide dan konsep mereka. Menghubungkan setiap ide dengan konsep yang berbeda akan menghasilkan ragam gerak yang berbeda. Ide tertentu yang sama serta konsep tertentu yang sama tidak akan Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 7 menjadikan gerakan tari yang dimunculkan oleh anak akan sama. Apalagi jika ide dan konsepnya berbeda tentu akan menghasilkan gerak tari yang sangat berbeda. Bergerak dari kemampuan menghubung-hubungkan apa yang ada dibenak berkait dengan ide dan konsep akan menumbuhkan jalinan ide, konsep, dan menghubung-hubungkan untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Di sinilah akan muncul berbagai macam gerakan yang terangkai yang dapat menggambarkan segala sesuatu yang ada dibenak anak berkait dengan ide dan konsepnya. Oleh karena itu dalam berkreasi tari setiap anak akan menghasilkan jenis tarian yang berbeda sekalipun yang digambarkan atau tema tarian yang digunakan untuk berangkat menciptakan tari itu sama. Berangkat dari menghubung-hubungkan apa yang ada dibenak berkait dengan ide dan konsep akan menumbuhkan jalinan ide, konsep, dan menghubung-hubungkan untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Setiap anak manusia diberi kemampuan untuk mencipta, karena mencipta bukanlah semuanya berarti baru. Melalui hal ini terjadilah penciptaan yang dalam konteks pendidikan, proses seperti ini kita namakan pendidikan kreativitas. Jelasnya telah menghasilkan produk baru melalui pendekatan apresiasi dan kreasi. Motivasi mahasiswa terhadap kegiatan seni perlu digali dan dikembangkan dengan mengolah kemampuan kreatif mereka dengan melalui kegiatan berapresiasi seni, baik melihat rekaman video maupun dengan cara melihat langsung pertunjukan seni. Dengan demikian, mahasiswa akan lebih banyak berpengalaman yang pada akhimya akan membawa dampak yang positif pada proses pembelajaran seni tari di kelas. D. Kesimpulan dan Saran Motivasi mengacu pada suatu proses diinisiasikannya dan dipertahankannya aktifitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Motivasi mempengaruhi semua aktifitas kelas, karena motivasi dapat mempengaruhi pembelajaran prilaku baru dan kinerja prilaku serta pembelajaran dan berbagai tindakan diri dapat mempengaruhi motivasi melaksanakan tugas berikutnya. Pembangunan motivasi haruslah disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Bila mengarah pada kegiatan apresiasi maka motivasi harus dibangun atas dasar pemahaman apresiasi dalam sebuah tampilan atau pertunjukkan seni. Apresiasi dan kreasi untuk mahasiswa dapat dilakukan utamanya melalui pemahaman konsep apresiasi dan kreasi terlebih dahulu. Setelah konsep apresiasi dan kreasi dapat dipahami, barulah proses apresiasi dan kreasi tersebut dapat diterapkan pada pembelajaran. Sehubungan dengan itu dapat diketahui langkah pembelajaran melalui pendekatan apresiasi dan kreasi. Langkah pembelajaran apresiasi dapat melalui, pengenalan/ penikmatan, pemahaman materi, penghayatan, dan evaluasi. Langkah pembelajaran kreasi dapat dilakukan melalui, mengembangkan ide dan konsep yang didapat dari hasil apresiasi, penuangan ide dan konsep, kemampuan menghubungkan ide dan konsep, membuat jalinan ide dan konsep serta menghubungkannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru, hasil berupa produk baru. Daftar Rujukan Aminudin, Dostia. 1987. Pengantar Apresiasi. Bandung CV. Sinar Baru Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. BinaAksara . Barnadib, Imam. 1979. Pendidikan dan Pengajaran serta Pengembangan Pendidikan Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 8 Sekolah Guru SPG. Yogyakarta Percetakan Suding. Depdikbud. 1993. Kurikulum Sekolah Menengah Umum. Jakarta. Hidajat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang Banjar Seni Gantar Gumelar. Sardiman, 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Rajawali Press. Santrock, John, W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Schunk, Dale, H. 2012. Motivasi dalam Pendidikan Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta PT Indeks. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta PT. BinaAksara. Sofyan, Henninarto, dkk. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam Penelitian. Gorontalo Nurul Jannah. Imaji, VolA, N Riwayat Penulis Hayani Wulandari adalah dosen UPI Kampus Purwakarta, menyandang gelar Magister Pendidikan dalam bidang Pendidikan Seni Tari yang didapatkannya setelah menyelesaikan S-2 di UPI, dan gelar sarjananya didapat dari UPI dalam bidang Seni Tari. Alamat yang dapat dihubungi UPI Kampus Purwakarta Jl. Veteran Nomor 8. Email ... The usage of WhatsApp application as a communication medium between students, fellow classmates, and also between lecturers and student groups can also increase the student learning outcomes Susilawati & Supriyatno, 2020. Wulandari 2016 also agreed that an important factor for successful learning, including in online learning environment, is to reconsider learning motivation in learning environments that use technology. Ninjo 2011 said that this reason is important for researchers in the world of education to examine in depth on students" motivation in online learning, especially learning activities that are carried out during the pandemic of COVID-19 . ...The global pandemic COVID-19 has hit the world tremendously and shifted all normal daily routines to a new way of living. Education and knowledge sharing has now been held virtually to prevent the spread of this life-threatening virus. Hence, students nowadays have to cope with so many changes in the execution of their courses and assignments. Aside from this challenge, lectures now have to be conducted strictly online and the lecturers can no longer physically be with them to teach face-to-face as per previous practice. Therefore, this study aims to explain the motivational conditions of students when using various media in ODL. The survey has been distributed to 174 numbers of students from one of the Higher Learning Institutions in East Peninsular Malaysia. The result showed that even students who are in worry, restless and wanted everything to be ended immediately, still try their best to perform and to gain knowledge through any medium that they can to perform their best.... Selain itu, aspek motivasi bagi siswa lebih dimaknai sebagai salah satu faktor yang mampu mendorong siswa agar memiliki keinginan untuk belajar Emda, 2018;Ricardo & Meilani, 2017;Umam, 2019. Dalam pembelajaran tari pun aspek motivasi diperlukan oleh guru dan siswa agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien, terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa Aisyah, 2014;Hera, 2018;Wulandari, 2006. ...Yoyoh Siti Mariyah Agus BudimanHeny RohayaniWinda Dewi AudinaThis study aims to see the influence of audio-visual media in dance learning to increase the learning motivation of class VII-A students at SMPN 1 Mangunjaya. The research method used is the pre-experimental method with the design of The One Group Pretest-Posttest. Data collection techniques using observation techniques, literature studies, interviews and documentation studies. The results showed that there was no significant effect of audio-visual media in increasing the motivation of class VII-A students at SMPN 1 Mangunjaya, seen from the analysis results showed that the t value was and the t value was 2,600Ë‚ t table the results of this analysis showed that dance learning with the application of audio-visual media has no effect in increasing student learning motivation, so the hypothesis decision is that it can be concluded that H1 does not have a significant effect on the variable X1 on Y. Accepting H1 or which means there is no significant difference between the pretest and posttest scores. The conclusion is that the audio-visual media applied in dance learning does not have a significant effect on increasing the motivation of class VII-A students at SMPN 1 MangunjayaKurikulum Sekolah Menengah UmumDepdikbudDepdikbud. 1993. Kurikulum Sekolah Menengah Umum. Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang Banjar Seni Gantar GumelarRobby HidajatHidajat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang Banjar Seni Gantar dan Motivasi Belajar MengajarA M SardimanSardiman, 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Rajawali Pendidikan. Jakarta Kencana Prenada Media GroupJohn SantrockSantrock, John, W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta Kencana Prenada Media dalam Pendidikan Teori, Penelitian, dan AplikasiDale SchunkSchunk, Dale, H. 2012. Motivasi dalam Pendidikan Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta PT dan Faktorfaktor yang MempengaruhinyaSlametoSlameto. 1988. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta PT. Motivasi dan Aplikasinya dalam PenelitianHenninarto SofyanSofyan, Henninarto, dkk. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam Penelitian. Gorontalo Nurul Jannah. Imaji, VolA, N
Bentuktulisan hasil apresiasi tidak ada ketentuan khususnya. Gaya tulisan dapat berupa pemaparan esay. Untuk menguatkan uraian yang kalian susun, dapat dilakukan dengan mencantumkan pendapat para ahli di bidang seni pertunjukan tari. Gerakan dasar dari tari komposisi bisa diambil dari pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang penataan
Selain tujuan tersebut, tujuan apresiasi seni yaitu mengembangkan nilai estetika karya seni, mengembangkan daya kreasi, dan menyempurnakan karya seni tersebut. Apa yang dimaksud dengan apresiasi seni tari? Berkaitan dengan apresiasi tari sebagai usaha memahami secara menyeluruh terhadap isi atau maksud karya seni tari yang diciptakan. Apresiasi juga menjadi usaha untuk menangkap maksud–maksud yang terkandung dalam suatu karya tari, atau usaha menggali/mencari nilai-nilai yang terkandung dalam karya seni. Apa yang dimaksud dengan aspirasi tari? Apresiasi tari adalah memberikan penghargaa, penilaian terhadap tari tersebut, atau menikmati tari dan kesadaran terhadap keberadaan tari tersebut. Ada beberapa unsur yang terkandung dalam apresiasi tari, yaitu seebagai sebuah karya seni, aktivitas penciptaan, serta aktivitas penghayatan terhadap seni. Apa saja manfaat dari apresiasi? Apriasi memiliki manfaat untuk memahami karya seni dari berbagai sisi, meningkatkan rasa cinta dengan karya seni, meningkatkan rasa peduli kepada sesama manusia, dan merupakan sarana untuk melakukan edukasi, hiburan, empati dan lain-lain. Apa manfaat yang diperoleh dari kegiatan apresiasi seni? Ada dua fungsi kegiatan apresiasi seni, yaitu Meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada karya bangsa sendiri dan sekaligus kecintaan kepada sesama manusia. Hubungannya dengan kegiatan mental manusia yaitu penikmatan, penilaian, empati dan hiburan. Apa tujuan utama dari apresiasi seni? Tujuan Apresiasi Seni Memperkenalkan siswa terhadap seni dan mampu memahami nilai-nilai serta aturan dalam kehidupan budayanya. Mengalami suatu kepuasan penginderaan dan akan memperoleh pengalaman melalui imajinasinya. 2 Apa saja manfaat kegiatan apresiasi tari bagi seorang anak? Jawaban Memperluas wawasan seni budaya, baik pengenalan melalui aspek sejarah, teknik, sifat, bahan, gaya dan watak teori keindahan seni, maupun ide dan gagasan serta prinsip seni. Apa tujuan pokok dari apresiasi seni? Tujuan Apresiasi Untuk mengevaluasi dan mengembangkan nilai estetika karya seni. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berkreasi dan berimajinasi. Untuk menyempurnakan keindahan karya seni. Hal apa saja yang dinilai dalam mengapresiasi seni tari? kekompakan. keselarasan. kreativitas. perpaduan. Apa saja tingkatan apresiasi? Tingkat Empati. Empati berarti melibatkan pikiran dan perasaan. Tingkatan apresiasi seni ini lebih berupa tangkapan dari indra yang dimiliki manusia. 2 . Tingkat Estetis. Estetis berarti penilaian terhadap keindahan. Tingkat Kritik. Tingkatan terakhir dari apresiasi seni adalah tingkat kritik. Bagaimana cara mengapresiasi karya seni tari? Penggunaan ukuran subjektif. Menghargai dengan standar subjektif, yaitu menilai baik atau buruk dengan penilaian Anda sendiri. Penggunaan sarana yang objektif. Klik di sini untuk evaluasi berdasarkan kriteria objektif. Apa keuntungan kegiatan apresiasi bagi penikmat dan pembuat karya seni? Agar kita dapat meningkatkan serta memupuk kecintaan kita terhadap suatu karya seni, baik itu karya seni dari bangsa sendiri maupun dari luar. Serta, juga dapat meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada sesama manusia. Juga sebagai sarana untuk melakukan penilaian, penikmatan, empati, hiburan, serta edukasi. Jelaskan tentang apa itu apresiasi? Secara makna apresiasi adalah bentuk penghargaan dan penilaian terhadap sesuatu kepada diri sendiri maupun orang lain. Apresiasi adalah dilakukan dengan mengamati, menghayati, memahami, menanggapi, menilai, dan melakukan implementasi atau penerapan. Apa manfaat apresiasi bagi khalayak umum pada sebuah pameran? Sebagai sarana menikmati suatu karya seni, untuk menilai dan memberi empati. Apa tujuan dan manfaat mengapresiasi hasil karya orang lain? Dapat meningkatkan rasa kecintaan terhadap karya seni dan sesama manusia. Menjadi sarana untuk melakukan edukasi, hiburan, empati dan lain–lain. Meningkatkan dan mengembangkan suatu karya seni menjadi lebih baik dimasa yang mendatang. Apa yang dimaksud dengan apresiasi karya seni dan apa manfaatnya? Sedangkan dari terminologinya, Apresiasi adalah proses penilaian atau pengharagaan positif yang ditujukan seseorang terhadap sesuatu. Kemudian pengertian dari apresiasi seni yiatu penilaian terhadap karya seni dari mulai mengenali, memberi sampai dengan menghargai seni. Apa manfaat apresiasi karya seni lukis? Manfaat Apresiasi Seni Rupa Mampu memunculkan pemikiran yang positif. Menjadi sarana untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki. Meningkatkan rasa peduli kepada orang lain karena mengerti arti tentang menghargai dari memberikan apresiasi. Apa yang dimaksud dengan apresiasi dan sebutkan macam macam apresiasi? Jawaban. 1. Apresiasi empatik, yaitu apresiasi yang hanya menilai baik dan kurang baiknya sebuah karya seni berdasarkan penglihatan mata indrawi. 2. Apresiasi estetis, yaitu apresiasi yang menilai keindahan disertai pengamatan dan perasaan yang mendalam. Referensi Pertanyaan Lainnya1Bagaimana aturan dalam melakukan servis tenis meja?2Apa saja nama nama sudut?3Tahukah kamu hadis tentang menuntut ilmu?4Jelaskan apa kalimat dalam bahasa Arab?5Tari berperan sebagai apa?6Apa artinya I Hate You I Love You?7Gaya tarik magnet disebut apa?8Khalifah Abu Bakar wafat tahun berapa dan usia berapa?9Berapa FPB dari 9 dan 18?10Kerang bisa dibuat apa saja?
Adapunkeempat ragam gerakan tari jaipong yang signifikan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Gerakan Bukaan Merupakan gerakan pembukaan dalam pertunjukan kesenian Jaipongan dari Bandung. Dalam gerakaan ini sang penari biasanya melakukan jalan berputar disertai dengan memainkan selendang yang dikenakan pada leher pemain. 2. Pencungan
Nusantara merupakan kesatuan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Di dalamnya terdiri atas berbagai macam suku, adat, dan budaya yang memiliki keunikan tersendiri. Seni merupakan hasil dari budaya. Keragaman budaya menghasilkan keragaman seni, termasuk di dalamnya seni tari. Tari Bali, tari Jawa, tari Sunda atau tari lainnya di Nusantara merupakan wujud nyata hasil budaya masing- masing etnis. Meskipun begitu, ketika berada di dunia internasional tari-tari etnis tersebut diakui sebagai tari Nusantara atau tari Nasional Indonesia. Ungkapan ekspresi yang terdalam, banyak diwujudkan dalam berbagai bentuk, salah satu di antaranya dalam bentuk gerakan, yaitu tarian. Ungkapan ekspresi tersebut berfungsi untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Penciptaan tari Nusantara pada umumnya merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan material dan spiritual. Dari segi spiritual, banyak tari Nusantara yang diciptakan sebagai media untuk kegiatan yang bersifat ritual dan sakral serta banyak mengandung unsur magis. Selain itu, tari-tarian diciptakan untuk memperoleh kepuasan batin spiritual di mana tari-tarian tersebut berperan sebagai sarana pertunjukan yang tidak jarang di dalamnya mengandung pula unsur-unsur pendidikan, norma, nilai atau pesan- pesan untuk kepentingan tertentu. Dari segi material, banyak tari Nusantara yang dijadikan seni pertunjukan komersial sehingga para pelaku yang terlibat dalam seni pertunjukan tersebut memperoleh keuntungan material. Dari isi artikel di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa Ungkapan ekspresi yang terdalam banyak diwujudkan dalam berbagai bentuk, salah satu di antaranya adalah ekspresi bentuk gerakan, yaitu tarian. Tari-tarian diciptakan untuk memperoleh kepuasan batin spiritual di mana tari-tarian tersebut berperan sebagai sarana pertunjukan yang tidak jarang di dalamnya mengandung pula unsur-unsur pendidikan, norma, nilai atau pesan-pesan untuk kepentingan tertentu. Jenis tarian terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu tari tunggal, tari kelompok atau berpasangan, dan tari massal. Unsur-unsur tari adalah wiraga, wirasa, wirama, dan wirupa. Demikianlah artikel tentang Apresiasi Seni Tari, Fungsi Tari Tunggal Nusantara, semoga artikel ini dapat membantu anda dalam mempelajari seni tari. Baca juga Definisi Kosmetika Untuk Refleksi Dapatkah Anda menjelaskan fungsi tari tunggal Nusantara di daerah Anda? Apakah Anda mengetahui jenis, unsur dan latar belakang tari tunggal daerah tersebut? Carilah informasi yang belum Anda peroleh melalui buku, majalah, atau internet, dan tingkatkan terus pengetahuan anda. Jangan lupa selalu kunjungi terus situs blog saya ini, karena saya akan selalu update terus isi dari blog ini.
Perbanyakmelakukan pengamatan pada penampilan tari supaya dapat menemukan keunikan, kekhasan, serta maknanya. 2. Apresiasi Keunikan Gerak Tari Nusantara. Sebagai langkah apresiasi seni tari Nusantara bisa diwujudkan dengan memahami keunikan gerak tari Nusantara.
DAFTAR ISI 1. Hasil apresiasi tari dapat menghasilkan Hasil apresiasi tari dapat menghasilkan a. Sesuatu produk yang inovatif dan kreatif. b. Mendapatkan pengalaman, wawasan dan kekaguman terhadap karya seni tari c. Menimbulkan rasa percaya diri dan status sosial yang tinggi karena dapat menilai karya seni tari d. Kebosanan, kejenuhan dan ketidaktertarikan terhadap karya seni tari KUNCI JAWABAN a. Sesuatu produk yang inovatif dan kreatif
8 78 Improvisasi dapat dilakukan melalui : a) Properti atau alat Properti atau alat dalam tari digolongkan menjadi dua yaitu 1) alat yang menempel atau merupakan bagian dari busana penari (seperti selendang/ sampur, keris, rok panjang atau kain panjang, rambut yang tergerai panjang, dan sebagainya.
Tari Tani – Bertani merupakan profesi yang dilakoni oleh banyak masyarakat di Indonesia. Sebagai bentuk apresiasi dan kreatifitas terhadap kegiatan yang memenuhi berbagai kebutuhan ini, hadir tari Tani yang dikreasikan oleh para seniman di Jawa. Kesenian tari dapat menjadi sarana yang fungsional bagi masyarakat untuk mencurahkan daya kreatifitasnya, termasuk menjadikan kegiatan bertani menjadi tarian. Pentingnya keberadaan seorang petani seringkali tidak disadari oleh masyarakat, bahkan cukup banyak yang memandangnya sebagai pekerjaan remeh. Padahal, tidak semua orang dapat bertahan di tengah lingkungan dan kewajiban petani. Dibutuhkan keterampilan, jam terbang, serta kepekaan terhadap kondisi tanaman hingga alam agar bisa dipanen pada akhirnya. Berikut ulasan lebih jauh mengenai tarian Tani Asal Tari Tani Indonesia dikenal kaya akan kebudayaan, mengingat beragamnya suku yang ada di negara kepulauan ini. Mulai dari tarian yang membahas kisah perjuangan tentara kerajaan, percintaan, hingga aktivitas yang digeluti masyarakat sehari-hari seperti bertani. Mendengar namanya, mungkin banyak orang yang sudah dapat menebak jika tarian ini menceritakan seputar kegiatan bertani. Kata “tani” sendiri diambil dari kata bertani, profesi mulia yang menghasilkan bahan pokok yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sehari-hari. Tarian ini diciptakan dan berkembang di daerah Jawa, khususnya Demak. Para seniman di Demak terinspirasi oleh aktivitas pertanian yang banyak digeluti masyarakat sebagai mata pencaharian utamanya. Baca Juga Tari Tayub Sejarah Tari Tani Tarian yang terdapat di wilayah Jawa cukup banyak, karena memiliki beragam kisah serta legenda setempat yang menjadi peninggalan bersejarah. Di Kabupaten Demak, banyak warga yang profesi utamanya adalah petani. Mata pencaharian ini dilakukan oleh mayoritas warga agar bisa mendapatkan hasil terbaik. Hingga kini, belum diketahui dengan pasti mengenai siapa pencipta dan kapan tahun pertama kali diciptakannya tarian ini, karena telah berkembang dan dikenalkan sejak cukup lama. Kendati demikian, tarian ini masih terus dilestarikan karena sangat unik, dimana para penari terlihat seolah-olah sedang melakukan aktivitas pertanian. Jika dulunya tarian ini sebatas hiburan untuk masyarakat sekitar, sekarang kehadirannya terus berkembang sehingga lebih banyak yang mengenalinya. Tidak jarang, masyarakat menampilkannya di berbagai acara hingga festival kebudayaan. Di berbagai institusi pendidikan misalnya sekolah dan universitas, tidak jarang tarian ini ditampilkan di acara tertentu sebagai hiburan. Properti Tari Tani Dalam setiap tarian tradisional, dibutuhkan properti yang dapat mendukung berjalannya pertunjukan. Keberadaan properti dapat menggambarkan lebih nyata hal yang hendak disampaikan dari sebuah tarian, sama halnya tarian Tani. Agar dapat menggambarkan aktivitas bertani dengan lebih nyata, berikut berbagai properti yang dibutuhkan 1. Cangkul Properti paling utama dalam tarian Tani adalah benda yang digunakan para petani untuk bekerja, yakni cangkul. Dalam bertani, peran cangkul begitu penting karena berfungsi untuk menggarap sawah sehingga bisa ditanami padi yang nantinya menjadi makanan pokok masyarakat, yakni nasi. Cangkul sebagai properti tari dapat menunjukkan karakteristik petani ketika mengerjakan sawahnya. Di Jawa, cangkul disebut juga pacul mengandung filosofi tersendiri. Pacul bermakna membuang bagian menonjol sehingga menjadi rata. Hal yang dimaksud menonjol ini adalah dosa manusia. Oleh karena itu, manusia diminta menyadari kekurangan serta dosanya sehingga tidak sombong dan “meratakan” dosanya dengan perbuatan baik terhadap sesama. Contohnya bertani yang dapat memberi manfaat bagi banyak orang. 2. Caping Properti berikutnya dalam tari Tani adalah caping. Benda ini adalah topi dengan bentuk kerucut yang dikenakan petani ketika sedang bekerja. Caping dibuat dari bambu, dengan fungsi melindungi kepala saat bekerja karena seringkali terkena sengatan terik matahari. Tidak heran saat melihat caping, banyak orang mengasosiasikannya dengan masyarakat tradisional Indonesia. Caping bentuknya mengerucut pada bagian atas, membentuk gunung dan merupakan lambang sumber kehidupan makhluk hidup. Warga di Jawa memaknai jika gunung ini menyimbolkan Tuhan sebagai pemberi berkat yang ada di puncak sehingga wajib disembah. Manusia wajib memiliki fondasi kuat untuk berpegang teguh kepada Tuhan. 3. Pakaian Petani Pakaian yang dikenakan oleh penari adalah baju adat untuk bertani. Umumnya perempuan memakai kebaya khas dari pedesaan yang belum terpapar modernsisasi. Sementara itu penari laki-laki memakai baju berwarna hitam yang khas petani, disebut juga baju Warok. Pakaian petani menggambarkan bagaimana kesederhanaan hidup petani. Baca Juga Tari Tempurung Pola Lantai Tari Tani Pola lantai memiliki andil dalam sebuah pertunjukan tari. Tujuannya adalah mengarahkan posisi gerak penari dalam membawakan tariannya. Terlebih, pola lantai juga mengandung filosofi yang menjadi harapan dan doa dalam sebuah tarian. Berhubung ada cukup banyak gerakan yang terdapat di tarian ini, pola yang ada juga tidak pasti. Misalnya gerakan improvisasi yang dilakukan penari, menghasilkan pola lantai yang acak. Namun di beberapa adegan tertentu terlihat pola horizontal dimana penari berjejer sambil melakukan kegiatan bercocok tanam. Pola ini melambangkan bagaimana manusia diciptakan Tuhan, yakni setara sebagai sesama ciptaan-Nya. Di beberapa bagian juga ada pola melingkar, misalnya saat penari beristirahat bersama dan membicarakan berbagai hal tentang kehidupannya. Pola zig zag juga memungkinkan untuk dilakukan ketika pergantian adegan misalnya memetik hasil panen di sawahnya. Baca Juga Tari Topeng Gerakan Tari Tani Gerakan yang dibawakan para penari dalam tarian ini berfokus pada kegiatan para petani di sawah. Dengan durasi yang cukup panjang, tariannya mampu menunjukkan berbagai tindakan yang dilakukan para petani. Penonton akan disuguhkan penampilan dimana penari mencangkul, mulai menanam benih, menyiangi tanaman, dan masih banyak gerakan yang lainnya. Pertunjukan yang lengkap membuat masyarakat dapat mengetahui lebih jauh gambaran apa yang dilakukan petani saat bekerja. Dalam menampilkan berbagai gerakan ini, penari tidak sendirian. Umumnya tari Tani dibawakan oleh kurang lebih 30 orang. Semua memiliki tugas serta posisinya masing-masing. Ada yang bertugas menanam, ada yang mencangkul, dan lain-lain. Keunikan Tari Tani Penggambaran aktivitas bertani yang ditunjukkan dalam tarian ini cukup lengkap, sehingga penonton merasakan seperti benar-benar sedang melihat petani bekerja. Kegiatan bertani tergambar dalam tarian ini begitu nyata, bukan sekadar meniru namun seperti apa adanya baik dari bercocok tanam hingga mengambil hasil panen. Ada juga adegan sedang beristirahat serta minum-minum selepas letih di sawah sehingga terlihat semakin nyata. Dilengkapi dengan properti yang dibuat khusus untuk menampilkan tari Tani, penari dapat mengisahkan banyak hal. Interaksi yang terjadi satu sama lain terlihat natural dan menarik. Meski berkisah tentang bertani, tarian ini juga kerap kali diiringi shalawat yang menjunjung tinggi nama Allah SWT beserta Rasulullah. Shalawat tersebut merupakan perwujudan syukur dan permohonan agar aktivitas bertani berjalan lancar. Nuansa musik yang mengiringinya juga cukup dinamis, dengan berbagai nada dan tempo melalui bende, kecrek, symbal, hingga drumband di acara tertentu. Bunyi dari alat musik tersebut menambah semangat penari serta penonton sehingga tidak jenuh. Apalagi beberapa shalawatnya diaransemen dengan cukup unik sehingga termasuk “anti mainstream”. Para penyanyi yang membawakan selawat membawakannya dengan suara serta cengkok khas. Menandakan seseorang yang bersahaja, tegas, serta mencintai Tuhan dan alam. Fungsi Tari Tani Keberadaan tarian sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia memiliki sejumlah fungsi yang menjadikannya terus dilestarikan hingga kini. Tarian Tani asal Jawa juga memiliki keragaman fungsi yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti berikut ini 1. Fungsi Edukasi Nilai yang ditunjukkan dalam tari Tani menggambarkan kehidupan seorang petani. Secara tidak langsung, hal ini menjadi edukasi bagi penonton untuk lebih mengenal pekerjaan seorang petani yang andilnya sangat besar terhadap kebutuhan pokok, yakni nasi. Melalui gerakan yang ditampilkannya, penonton bisa mendapatkan gambaran bahwa kegiatan ini merupakan hal yang krusial. Meski sekilas nampak sederhana, namun sebenarnya kegiatan ini cukup kompleks dan membutuhkan wawasan serta pengalaman. Untuk itulah profesi petani tidak dapat dipandang sebelah mata, dan justru dianggap sebagai teladan karena membutuhkan upaya serta perhatian tinggi untuk merawat sawahnya hingga panen. 2. Fungsi Hiburan Menyaksikan kegiatan pertanian yang dikemas dalam bentuk tarian merupakan sesuatu yang unik dan menghibur. Pada dasarnya, estetika dan keunikan dalam seni tari menjadikannya sebuah tontonan yang menghibur. Gerakan penari, iringan musik, hingga syair atau puji-pujian tertentu yang diucapkan penari, kombinasi ini membuat tarian semakin menarik untuk disaksikan. 3. Fungsi Sosial Interaksi sosial merupakan bagian dari kehidupan bermasyarakat, begitu juga yang terjadi dalam penampilan tari. Penari bersama pemain musik, dengan penonton, semua membentuk keterhubungan satu dengan lainnya. Pertunjukan tari membuka kesempatan bagi orang-orang untuk bertemu, baik dari wilayah yang sama maupun berbeda. Hal ini dapat memungkinkan terjadinya pertukaran wawasan, pengalaman, menjadikannya relasi baru. Melalui hal ini, masyarakat Jawa juga dapat meningkatkan sektor pariwisatanya. Tarian yang menarik dan memiliki karakteristik kuat membuatnya mudah diingat dan menjadi sesuatu yang dicari ketika orang datang untuk berlibur atau sekadar berkunjung. Demikian ulasan seputar tari Tani, kesenian asal Jawa yang merupakan penggambaran kehidupan para petani dalam menjalankan profesinya. Sebagai bagian kebudayaan yang menggambarkan karakteristik petani, tarian ini dapat menjadi perwujudan nyata apresiasi terhadap para petani. Dengan mengenalkan tarian ini, generasi muda dapat lebih terbuka dan memahami pentingnya profesi ini. Tari Tani
Beberapatari tunggal yang mengalami perubahan bentuk dan fungsi, antara lain : tari seblang, sintren, tayub,ronggeng, sang hyang, dan pakarena. Dengan uraian di atas ,tari tradisional nusantara sangat berguna bagi kepentingan sosial atau ritual masyarakat pemiliknya.
Uploaded byREYTA NUR ADILLA 0% found this document useful 0 votes25 views9 pagesDescriptionapresiasiOriginal TitleApresiasi-Seni-TariCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes25 views9 pagesApresiasi Seni TariOriginal TitleApresiasi-Seni-TariUploaded byREYTA NUR ADILLA DescriptionapresiasiFull descriptionJump to Page You are on page 1of 9Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 8 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
oHG8lLm. 80a0qdej6a.pages.dev/6380a0qdej6a.pages.dev/27280a0qdej6a.pages.dev/36780a0qdej6a.pages.dev/17180a0qdej6a.pages.dev/680a0qdej6a.pages.dev/29480a0qdej6a.pages.dev/6280a0qdej6a.pages.dev/31180a0qdej6a.pages.dev/22
hasil apresiasi tari dapat menghasilkan